SEJARAH BAHASA INDONESIA

Posted by joko yulianto Rabu, 11 Maret 2015 1 komentar
MAKALAH
SEJARAH BAHASA INDONESIA
Disusun oleh :
1.  Ulfa Hardianti                     (01314060)
2.  Kholipah Putri                    (01314034)
3.  Tiskadilla W.S.                   (01314058)
4.  Puji Eka Halimah               (01314049)

Kelas               : A (Semester 3)
Pengampu       : Joko Yulianto, M. Pd
Mata Kuliah   : Bahasa Indonesia

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA HUSADA BOJONEGORO
Rounded Rectangle: i2014


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang “Sejarah Bahasa Indonesia” tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam kami haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah  menuju zaman ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia cerdas dan berwawasan luas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu yang kami miliki. Namun berkat usaha dan bantuan dari beberapa pihak, makalah ini dapat terselesaikan meski masih banyak terdapat kekurangan.
Ucapan terima kasih kami kepada dosen pembimbing Joko Yulianto, M.pd. yang telah memberikan motivasi dan dorongan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Harapan kami adalah semoga kritik dan saran dari pembaca tetap tersalurkan kepada kami dan semoga makalah ini bermanfaat. Amin

Bojonegoro, 28 September 2014



                                                                                                      Penyusun












Rounded Rectangle: ii
 


DAFTAR ISI
Halaman Sampul…………………………………………………………………………           i
Kata Dengantar……………………………………………………………………………         ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………….          iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..         1
A.    Latar Belakang………………………………………………………………..         1
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………………….         1
C.     Tujuan…………………………………………………………………………         1
D.    Manfaat………………………………………………………………………..         1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………              2         
A.    Pengertian dan sejaraha bahasa Indonesia……………………………………          2
B.     Kedudukan bahasa Indonesia…………………………………………………         7
C.     Peran dan fungsi bahasa Indonesia……………………………………………         9
D.    Peta Konsep…………………………………………………………………..          12
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………          13
A.    Kesimpulan……………………………………………………………………         13
B.     Saran………………………………………………………………………….          14
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………....          15















Rounded Rectangle: iii
 


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
                 Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga, Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana berpikir masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi sangat penting. Mengingat pentingnya bahasa Indonesia, kami sebagai mahasiswa dituntut untuk lebih memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar. yang salah satunya adalah dengan  mengetahui sejarah bahasa Indonesia.
Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan jika sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak mengetahui tentang sejarah bahasa Indonesia.  Melalui perjalanan sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah mencapai perkembangan yang luar biasa, baik dari segi jumlah pemakainya, maupun dari segi tata bahasa dan kosa kata serta maknanya. Sekarang Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa modern yang digunakan dan dipelajari tidak hanya di seluruh Indonesia tetapi juga di banyak negara. Bahkan keberhasilan bangsa Indonesia dalam mengajarkan Bahasa Indonesia kepada generasi muda dicatat sebagai prestasi dari segi peningkatan komunikasi antara warga Negara Indonesia. Mahasiswa peserta kuliah perlu disadarkan akan kenyataan ini dan ditimbulkan kebanggaannya terhadap bahasa Nasional kita. Mahasiswa yang berkepribadian baik adalah mahasiswa yang menghargai sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan sejarah Bahasa Indonesia ?
2.      Bagaimana kedudukan Bahasa Indonesia ?
3.      Apa peran dan fungsi Bahasa Indonesia ?
C.      Tujuan
1.    Dapat menjelaskan apa pengertian dan sejarah Bahasa Indonesia
2.    Dapat mengetahui kedudukan Bahasa Indonesia
3.    Dapat menjelaskan tentang peran dan fungsi Bahasa Indonesia
D.    MANFAAT
1.      Memberikan informasi tentang bagaimana sejarah lahirnya Bahasa Indonesia.
2.      Rounded Rectangle: 1Menanamkan rasa kebangsaan dengan mengenalkan sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian dan Sejarah Bahasa Indonesia
     Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu termasuk rumpun bahasa Austronesia yang telah di gunakan sebagai lingua franca di nusantara sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering di namai dengan istilah Melayu pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah di mengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang di gunakan para penggunanya. Selain Melayu pasar terdapat pula istilah Melayu tinggi.
     Pada masa lalu bahasa Melayu tinggi digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif bahasa melayu pasar. Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan melayu pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya. Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan bahasa Melayu tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa melayu tinggi oleh balai pustaka. Tetapi bahasa melayu pasar sudah terlanjur di ambil oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia. Penamaan istilah “bahasa Melayu” telah di lakukan pada masa sekitar 683- 686 M. Yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti berbahasa Melayu kuno dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasati ini di tulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Kerajaan Sriwijaya, kerajaan Maritim yang berjaya pada abad ke-7 dan ke-8. Wangsa Sailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu kuno di Jawa Tengah. Keping Tembaga Laguna yang di temukan di dekat Manila juga menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya.
Rounded Rectangle: 2     Awal penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional Kedua di Jakarta, di canangkanlah penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negera Indonesia pasca-kemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari bahasa Melayu yang di tuturkan di Riau. Bahasa Melayu Riau di pilih sebagai bahasa persatuan negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Jika bahasa Jawa di gunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.
2.  Bahasa Jawa jauh lebih sukar di pelajari di bandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang digunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
3.  Bahasa Melayu Riau yang di pilih, dan bukan bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan: Pertama, suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas malaka direbut oleh Portugis. Kedua, sebagai lingua franca, bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
4.  Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada 1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia yaitu Malaysia, Brunei, dan Singapura. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura biasa di tumbuhkan semangat patriotic dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.
              Dengan memilih bahas Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan. Bahasa Indonesia yang telah dipilih ini kemudian distandarnisasi (dibakukan) lagi dengan nahwu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini telah dilakukan pada zaman penjajahan Jepang. Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, antara lain menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah digunakan sebagai bahasa perhubungan yang lingua franca bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai diapakai di kawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-
Rounded Rectangle: 37.  Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit, berangka 683 M. (Palembang); Talang Tuwo, berangka 684 M. (Palembang); Kota Kapur, berangka 686 M. (Bangka Barat); dan Karang Brahi, berangka 688 M. (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu kuno. Bahasa Melayu kuno itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M. dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M. yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuno.
       Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Buddha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang di luar Nusantara. Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Buddha, Sriwijaya antara lain, menyataka bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-luen (I-Tsing, 63: 159), Kou-luen (I-Tsing, 183), Koen-luen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971: 1089), Kun’lun (Parnikel, 1977:91), Kun ‘lun (Prentice, 1078:190,) yang berdampingan denga sangsakerta yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di kepulauna Nusantara, yaitu bahasa Melayu. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peniggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu tertulis seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka 1380 M. Maupun hasil susastra (abad ke- 16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
                 Bahasa Melayu menyebar kepelosok Nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sangsakerta, Persia, Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai fariasi dan dialeg.
Rounded Rectangle: 4             Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan Bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadara mengangkat bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia, yang menjadi bahas persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Peristiwa-peristiwa penting berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia diantranya:
1.    Pada 1901, disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch.A. Van Ophuijsen dan dimuat dalam kitab logat Melayu.
2.    Pada 1908, pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie Voor de Volkslectuur (Taman bacaan rakyat) yang kemudian pada 1917 ia diubah menjadi balai pustaka. Balai itu menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun
memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
3.     Pada 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentuka dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuhuntuk perjalanan bahasa Indonesia.
4.    Pada 1933, Secara resmi berdirilah sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipinpim oleh Sultan Takdir Alisyabanah dan kawan-kawan.
5.      Pada tarikh 25-28 Juni 1938, dilangsungkanlah kongres bahasa Indonesia di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh Cendikiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
6.      1945 ditanda tanganilah Undang Undang Dasar RI 1945, yang salah satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara.
7.      Pada 19 Maret 1947, diresmikan penggunaan ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
8.      Kongres bahasa Indonesia II de Medan pada Tarikh 28 Oktober – 22 November 1954 juga salah satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa Kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa Negara.
9.      Rounded Rectangle: 5Pada tanggal 16 Agustus 1972, H.M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesi Yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan siding DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972.
10.  Pada 31 Agustus 1972, Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
11.  Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta pada 28 Oktober-2 November 1978 merupakan peristiwa penting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
12.  Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada tarikh 21 Oktober – 2 November 1983. Ia di selenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam rangka putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
13.  Kongres Bahasa Indonesia V diselenggarakan di Jakarta pada tarikh 28 Oktober – 3 November 1988. Ia dihadiri oleh kira-kira 700 pakar bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara (sebutan bagi Negara Indonesia) dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
14.  Rounded Rectangle: 6Kongres Bahasa Indonesia VI diselenggarakan di Jakarta pada tarikh 28 Oktober – 2 November 1993. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari manca negara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
15.  Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia, Jakarta pada 26 – 30 Oktober 1998. Kongres itu mengusulkandibentuknya badan pertimbangan bahasa dengan ketentuan sebagai berikut ;
a.       Keanggotaannya terdiri dari tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra.
b.      Tugasnya memberikan nasihat kepada pusat pembinaan dan perkembangan bahasa serta mengupayakan peningkatan status kelembagaan pusat pembinaan dan pengembangan bahasa.
16. Kongres Bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di Jakarta pada 14-17 Oktober 2003.
17.Kongres IX Bahasa Indonesia. Kongres ini akan membahas tiga persoalan utama :
a.  Bahasa Indonesia
b. Bahasa daerah
c. Penggunaan bahasa Asing
Tempat Kongres di Jakarta, pada 28 Oktober-1 November 2008 di Hotel Bumi Karsa, Kompleks Bidakara, Jalan M. T. Haryono, Jakarta Selatan. Secara umum, Kongres IX bahasa Indonesia ini bertujuan meningkatkan peran bahasa dan sastra Indonesia dalam mewujudkan Indonesia cerdas, kompetitif menuju Indonesia yang bermartabat, berkepribadian, dan berperadaban unggul.

B.  Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum didalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi,” “Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia. Mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia Mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.” Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”
Dengan begitu, kedudukan bahasa Indonesia dibagi menjadi :
1)      Bahasa Nasional
Rounded Rectangle: 7Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :
a)      Lambang kebanggaan Nasional
Sebagai lambing kebanggaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Dengan bahasa nasionalnya, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup. Atas dasar pegangan ini, bahasa Indonesia perlu kita pelihara dan kita kembangkan pemakaiannya.
b)       Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas Nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya, jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya dan bebas dari unsur-unsur bahasa lain, terutama bahasa asing.
c)      Alat pemersatu berbagai suku bangsa
Sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan yang bulat, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas suku dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Bahkan dengan bahasa nasional kita, kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.
d)     Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindari. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan akan mudah diinformasikan kepada warga.
2)      Bahasa Negara (Bahasa Resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
a)      Rounded Rectangle: 8Bahasa resmi kenegaraan
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun tulisan.
b)      Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
c)      Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu, hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
d)     Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis melalui lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.

C.      Peran dan Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan fungsi bahasa secara khusus.
·      Fungsi bahasa secara umum yaitu :
1)      Rounded Rectangle: 9Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
2)      Sebagai alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3)      Sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi social
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
4)      Sebagai alat kontrol social
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.


 


·      Fungsi Bahasa secara khusus:
1)      Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2)      Mewujudkan Seni (Sastra)
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3)      Mempelajari bahasa kuno
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4)      Mengeksploitasi IPTEK
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.
Rounded Rectangle: 11

 


Rounded Rectangle: Awalnya dari bahasa Melayu, serumpun dengan Malaysia

Rounded Rectangle: lahir pada 28 Oktober 1928Rounded Rectangle: sejarah  bahasa Indonesia Rounded Rectangle: Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik IndonesiaRounded Rectangle: Fungsi Umum
Fungsi Khusus
Rounded Rectangle: Bahasa Nasional
Bahasa Negara

Rounded Rectangle: Pengertian bahasa Indonesia	7D. Peta Konsep

Rounded Rectangle: Kedudukan bahasa Indonesia Rounded Rectangle: Peran dan fungsi bahasa Indonesia
Oval: Sejarah Bahasa Indonesia
Rounded Rectangle: 12

 


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, pasal 36 ”bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”. Sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sekitar abad ke VII dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan. Bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga di seluruh Asia Tenggara.  
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, diumumkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia pascakemerdekaan. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.
Kedudukan bahasa Indonesia
1.      Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Adapun fungsinya adalah :
a.    Lambang kebanggaan Nasional
b.    Lambang identitas Nasional
c.    Alat pemersatu berbagai suku bangsa
d.    Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah
2.    Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Adapun fungsinya adalah :
a.    Bahasa resmi kenegaraan
b.    Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
c.   Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah
d.  Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi

Fungsi lain dari Bahasa Indonesia , dibagi menjadi dua, yaitu :
1.     Fungsi bahasa secara umum
Rounded Rectangle: 13a.    Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan
b.    Sebagai alat komunikasi
c.    Sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi social
d.    Sebagai alat control sosia
2.    Fungsi bahasa secara khusus
a.   Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
b.  Mewujudkan seni (sastra)
c.   Mempelajari bahasa kuno
d.  Mengeksploitasi IPTEK

B.  Saran
Sebagai penyusun kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari pembaca.



Rounded Rectangle: 15
 


DAFTAR PUSTAKA

Paeni, Mukhlis. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Kanzunnudin, Muhammad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Rembang:    Yayasan Adhigama.

Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.













Rounded Rectangle: 15Rounded Rectangle: 13