FILM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA
Selasa, 17 Januari 2012
0
komentar
FILM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA
Abstrak
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada orang lain, yang dimaksud film sebagai media pembelajaran bahasa adalah film dimanfaatkan untuk menyanpaikan pesan-pesan bahasa tertentu agar orang yang melihat film tersebut bisa bertambah ilmunya, terutama pengetahuan-penegtahuan baru dan bertambahnya kosakata baru. Didalam artikel ini juga dijelaskan tentang pengertian media pembelajaran, ciri-ciri film yang cocok untuk digunakan sebagai media pembelajaran bahasa serta pemanfaatan media massa untuk belajar bahasa.
Pendahuluan
Sebelum membahas tentang film sebagai media pembelajaran ini, penulis makalah ini ingin menceritakan dasar dari pemikirannya. Sebelum membuat judul ini, penulis sering melihat fideo/film motivasi, dan ketika melihat film tersebut semangat penulis meningkat derastis, Ketika penulis menonton film edukasi yang ada di saluran TV lokan “bone tv” yang ada dibojonegoro dan dianggap seru serta dinilai cocok untuk belajar secara masal maka penulis berfikir dan berandai-andai “bagaimana jika proses menjelaskan materi pelajaran di seluruh kelas dari tingkat SD sampai SMA dilakukan dengan melihat fideo/film yang diperankan oleh seorang artis yang sangat berpengalaman dan di setting oleh seorang prosuser ulung seperti dedy mizward yang mampu menciptakan film yang berkualitas dan guru bertugas untuk memberikan penjelasan dan tambahan materi yang dirasa kurang”, maka dengan cara seperti itu akan meningkatkan pemahaman anak didik. Jika materi pelajaran, RPP, guru yang mengajar”dari video”yang sama seluruh Indonesia maka tidak menutup kemungkinan ujian teori yang di UNASkan lebih dapat diterima. Dari cara berfikir seperti itulah penulis membuat judul makalah “Film Sebagai Media Pembelajaran”.
Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti “antara”. Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Berbicara mengenai media tentunya kita akan mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh karena itu saat ini masalah media kita batasi kearah yang relevan dengan masalah pembelajaran saja atau yang dikenal sebagai media pembelajaran. Briggs menyebutkan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm berpendapat bahwa media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Dengan demikian media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual.
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Hal ini sesuai dengan pendapat Jerome S Bruner bahwa siswa belajar melalui tiga tahapan yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap enaktif yaitu tahap dimana siswa belajar dengan memanipulasi benda-benda konkrit. Tahap ikonik yaitu suatu tahap dimana siswa belajar dengan menggunakan gambar atau videotapes. Sementara tahap simbolik yaitu tahap dimana siswa belajar dengan menggunakan simbol-simbol.
Audio Visual sebagai Media Pembelajaran Rohani (dalam Harmawan, 2007) mengemukakan bahwa, media audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar). Sedangkan menurut Winataputra ( 2002 : 5 ), audio visual merupakan kombinasi audio dan visual. Penyajian materi atau bahan ajar akan lebih optimal dengan menggunakan media ini. Media audio visual adalah media yang dapat dilihat dan dapat didengar dan dapat sebagai bahan diskusi.
Film Dalam Pembelajaran Bahasa
Guru memerankan sebuah peranan inti di dalam kesuksesan atau kegagalan pada setiap penggunaan film di dalam proses belajar mengajar kelas bahasa. Hal ini dikarenakan guru yang memilki film, yang berkenaan dengan materi yang ingin disampaikan dengan kebutuha-kebutuhan visual dan menggabungkan video dengan kurikulum dengan area kurikulum bahasa yang lain. Kesempatan-kesempatan yang dimiliki oleh film memiliki peluang dalam mencapai tujuan yang penting untuk memotivasi minat siswa yang menyiapkan praktik listening yang realistis, menstimulasi penggunaan bahasa, dan meningkatkan kesadaran siswa pada point-point bahasa tertentu atau aspek-aspek komunikasi lain yang bisa dikembangkan atau diturunkan dengan cara guru memperkenalkan film dan aktifitas-aktiitas yang lain dan mencari film yang berkaitan dengan pembelajaran. Film menjadi potensial dan diterima dalam pembelajaran bahasa jika bisa digunakan sebagai bagian integral dalam pembelajaran. Jika anda merencanakan untuk menggunakan film sebagai suplemen materi, pastikan urutannya harus mencangkup semua tujuan pelajaran anda. Salah satu cara melakukannya adalah memperkenalkan atau memperluas tema atau topik yang sudah menjadi bagian dari kurikulum atau sama dengan buku materi siswa.
Dalam proses belajar mengajar kita mengenal banyak alat yang dapat dipakai oleh seorang guru misalnya saja LCD, TV, Radio, tape recorder dan lain sbagainya. Disini penulis membagi film untuk kepentingan belajar mengajar menjadi beberapa bagian berdasarkan kemampuan audio visual. Media audio visual dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Slide Suara
Slide suara adalah pengembangan dari slide biasa yang belum menggunakan suara kemudian digabungkan dengan audio yang berhubungan dengan temanya. Slide suara biasanya berupa power point yang berisi materi pembelajaran disertai dengan suara.
2) Film Nyata
Film nyata menggambarkan kejadian tertentu secara lebih hidup, karena diperagakan langsung oleh manusia atau makhluk hidup lainnya dan ditampilkan apa adanya sesuai dengan alur cerita. Film nyata dapat berupa film dokumenter, sinetron, radio vision dan sebagainya.
3) Film Tidak Nyata(fiksi)
Secara umum, film tidak nyata juga menggambarkan kejadian tertentu dengan disertai alur cerita. Namun, film tidak nyata termasuk film ringan dan cenderung menghibur. Film kartun dan animasi merupakan film tidak nyata, karena dalam penggambaran cerita tidak diperagakan langsung oleh makhluk hidup, dan ceritanya tentang animasi, angan-angan manusia.
Film sebagai media pembelajaran Dalam pembelajaran, penggunaan media film bukan media yang utama melainkan hanya sebagai selingan saja , sebagai penambah motivasi belajar dan memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar. Tidak semua film layak dijadikan sebagai media pembelajaran, maka kita atau pun guru sudah seharusnya melakukan proses seleksi terlebih dahulu mana film yang relevan dan layak dijadikan mediapembelajaran. Banyak situs di internet yang menyediakan materi maupun media yang khusus digunakan dalam pembelajaran bahasa Mandarin secara gratis. Dengan memafaatkan situs – situs tersebut, maka pengajar dapat memperoleh film yang layak untuk digunakan dalam mengajar. Film mampu mempercepat pemahaman siswa dalam belajar, sehingga belajar menjadi lebih efekif.
Kita mengenal banyak film mulai dari filem kuntil anak, pocong, film sinetron, film exsen, filem remaja dan film edukasi maupun filem berdurasi pendek. Adapun ciri – ciri film yang layak digunakan dalam pembelajaran bahasa adalah :
1) Durasi waktu yang singkat.
2) Kosakata yang tidak sulit atau dapat digunakan dalam percakapan sehari – hari.
3) Pelafalan tokoh yang tidak terlalu cepat.
4) Memiliki pesan moral yang baik.
Dengan penggunaan film yang berkualitas, diharapkan mampu meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar aktif, memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar berpusat pada siswa, dan memandu untuk belajar lebih baik serta mempercepat pemahaman dan membantu siswa untuk mengingat kosakata bahasa.
Televisi Sebagai Media Pembelajaran
Media massa cetak maupun elektronik setiap hari, setiap saat di dengar, dilihat dan dibaca oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu media massa memiliki fungsi strategis dalam upaya pembinaan bahasa. Media massa, baik itu media cetak maupun media elektronik memiliki jangkauan yang sangat luas. Negara kita wilayahnya luas sekali dan juga memiliki ribuan pulau, hal ini tentunya membutuhkan alat komunikasi yang dapat menjangkau semua wilayah itu. Masyarakat yang tersebar luas itu pasti memiliki minat yang berbeda-beda dalam hal mengakses informasi. Ada orang yang lebih snang menonton TV, ada yang lebih suka mendengarkan radio dan banyak juga yang suka membaca surat kabar, terutamanya kalangan menegah keatas. Dengan demikian masyarakat Indonesia yag tersebar luas dari sabang sampai merauke, dari jawa sampai Kalimantan merupakan konsumen media massa. Tentu hal semacam ini bisa dimanfaatkan dan dijadikan sebagai alat pembelajaran.
Siaran media masa yang semakin maju mulai dari media cetak sampai ke media elektronik memiliki pengaruh yang sangat besarbagi kemajuan bangsa serta dapat mempengaruhi karakter dan sikap masyarakat Indonesia. Dari segi positif media dapat:
1. Memberikan informasi tentang berbagai peristiwa dan situasi baik dalam negri maupun luar negri.
2. Menyebarkan ilmu pengetahuan, mendoktrin secara tidak langsung.
3. Berperan untuk membimbing masyarakat(contoh tips memelihara esehatan, trik dan tip berbisnis dan tips bercocok tanam yang baik) dan yang terahir
4. Sebagai sarana hiburan.
Dalam fungsinya sebagai media pendidikan, media massa berkewajiban memasyarakatkan bahasa Indonesia dan bahasa Daerah. Media harus menjadi teladan dan pelopor dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu menempatkan media massa sebagai alat untuk membina dan menjaga bahasa Indonesia adalah suatu hal yang tepat. Jika bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang benar, ini berarti secara tidak langsung masyarakat telah diarahkan untuk mengunakan bahasa yang benar pula.
Kesimpulan
Film sebagai media pembelajaraan sangat perlu diterapkan karena selain mempermudah proses belajar mengajar, filem juga bisa menjadi standart kualitas untuk memberikan materi dan pada ahirnya nanti akan meningkatkan pemahaman siswa. Film juga ada keuntungan lebih dibandingkan guru yaitu bisa diputar berulang-ulang. Jika seorang siswa di jelaskan tentang BAB tertentu dengan filem/video satu kali hanya faham 20% maka film tersebut bisa diputar kembali dirumah lima sampai sepuluh kali maka dipastikan pemahaman sisiwa akan bertambah beberapa kali lipat.
Daftar pustaka
Badudu, J.s. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia. PT gramedia, Jakarta.
Ibrahim,Idi subandy. 2007.kecerdasan komunikasi seni berkomunikasi kepada publik. Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Made Pidarta,1997. Landasan kependidikan “stimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia” PT RINEKA CIPTA, Jakarta.
Jack C. Richards dan willy A. Renandya.2002. Methodology in language teaching.
pendidikan.infogue.com/ketidakseragaman_istilah_di_media_massa_merusak_bahasa_indonesia
Susilo sumowijoyo,gatot.2001. Pos Jaga Bahasa Indonesia. Unipres UNESA, Surabaya
http://izaskia.files.wordpress.com/2010/03/pengenalan-media-pembelajaran.pdf