Intensitas Kemunculan Bahasa Kias dalam Penulisan Catatan pada Jejaring Sosial Facebook
Minggu, 08 Januari 2012
0
komentar
Intensitas Kemunculan Bahasa Kias
dalam Penulisan Catatan pada Jejaring Sosial Facebook
Dewasa ini perkembangan teknologi di dunia sangat luar biasa maju, apalagi di bidang tenik telekomunikasi, dalam terkininya kemajuan teknologi ini memiliki sistem yang sangat canggih. Misalnya dalam hal yang berkaitan dengan pencarian informasi atau pemberian informasi. Penggunaan kecanggihan dan fasilitas-fasilitas yang diberikandunia maya bahasa kerennya Internet. Internet yang bisa kita kenal adalah sebuah sitem tang komplek dan hampir tidak ada kekurangan dan mampu menyediakan segala ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia, karena di dalam internet tersedia situs-situs yang menyediakan segala informasi seperti Google, Yahoo, Bing, dan lain-lain. Kita ambil saja satu, Google, hampir dari semua penghuni bumi mengenal situs ini, dan kebanyakan orang di Indonesia mengidolakannya. Sebut saja “mbah google”, hehe,,.
Berbicara mengenai internet selain terdapat situs besar seperti yang telah disebutkan di atas, ada juga jejaring sosial yang memberikan sentuhan baru dan lebih mudah di cerna pengaturannya. Jejaring sosial yang sudah berkembang di Indonesia di masa sekarang ini sangat banyak sekali. Seperti jejaring Facebook, Twitter, Hasser, dan lain-lain.
Facebook, nama ini bak jamur yang sudah mengakar dan beranak-pinak di lingkungan remaja di Indonesia, namun di waktu sekarang ini facebook tak lagi menjadi konsumsi anak muda melainkan sudah menjamur ke semua umur. Bahkan anak-anak setingkat sekolah dasarpun sudah sangat mengenal facebook. Dan tak jarang anak remaja atau pun orang dewasa kalah akan pengetahuan mereka mengenai facebook ketimbang anak yang setingkat sekolah dasar tersebut.
Pengetahuan-pengetahuan tersebut bisa di bilang penggunaan fasilitas-fasilitas yang di berikan facebook, seperti catatan, koment, penulisan status, dan isian profil, dan dan lain-lain.
Internet sebagai pangungkapan kemampuan berbahasa, benarkah statement tersebut, statement tersebut akan dibukti bila kita mengungkap sebuah salah satu fasilitas yang sudah disediakan oleh situs facebook. Misalnya status atau penulisan catatan. Dalam penulisan status terdapat pembatasan jumlah kata jadi kemampuan berbahasa siswa kurang optimal. Namun itu sudah bisa dikatakan bahwa kemampuan bahasa dapat diungkapkan melalui internet.
Kemampuan menulis, berbicara mengenai kemampuan berbahasa yang satu ini bila dikaitkan dengan jejaring FB (facebook). Maka akan sangat terlihat di fasilitas pembuatan catatan. Dalam sebuah catatan di FB, sebut saja catatan Dimesees van Houten “Sejawat Semasa” (04-09-2011) karya A RadiaCe Afarahah
(teman sesama pengguna facebook), terdapat banyak kata-kata yang memiliki makana yang sangat dalam dan memiliki makna kias. Dalam catatan tersebut terdapat beberapa kata atau kalimat yang merupakan sebuah kiasan yang harus diungkap agar isisnya singkron terhadap hidupnya ataupun yang sedang dialaminya dalam kehidupan di sekelilingnya.
(teman sesama pengguna facebook), terdapat banyak kata-kata yang memiliki makana yang sangat dalam dan memiliki makna kias. Dalam catatan tersebut terdapat beberapa kata atau kalimat yang merupakan sebuah kiasan yang harus diungkap agar isisnya singkron terhadap hidupnya ataupun yang sedang dialaminya dalam kehidupan di sekelilingnya.
Dengan adanya catatan sejawat semasa ini secara tidak langsung membuktikan bahwa seorang dimesees van houten memiliki kemampuan berbahasa menulis, dan dalam kaitannya yaitu menulis kata-kata kiasan atau perumpamaan. Dan biasanya setiap perumpamaan kata tersebut terdapat konjungsi pembanding atau penyetara. Namun adanya juga yang tidak menggunakan konjungsi penyetara dan kode pembanding tersebut. Seperti dan, atau, jika, dan lain-lain.
Bahasa kias dalam bahasa-bahasa indonesia, seperti bahasa-bahasa majas, perumpamaan-perumpamaan memang memang sangat luar biasa indah. Namun dalam penilaian akan ketinggian makna atau kedalam makna yang di kiaskan dalam kata tersebut sangat hubungannya dengan ilmu semantik dan pragmatik. Menurut keraf (2007:136) bahasa kiasan pertama-tama di buat karena adanya persamaan dan perbedaan, misalnya benda satu dengan benda yang lain atau sifat yang satu dengan sifat yang lain ataupun sifat dilambangkan dengan benda atau sebaliknya.
Intensitas kemunculan bahasa kias yang terdapat dalam catatan sejawat semasa karya dimesees ini memiliki intensitas yang cukup sering karena hampir dari semua kata yang terdapat dalam catatan tersebut merupakan bahasa kias.
Misalnya, dari judulnya pun kita sudah bisa di katakan sebuah kiasan yakni:
Sejawat semasa
Dalam makna kiasnya kata sejawat semasa. Kata sejawat jika dikembalikan ke makna bahasa kias berarti teman yang seumuran dan sudah memiliki arti yang bagus. Namun, dibandingkan lagi dengan adanya kata semasa yang memiliki arti dalam satu masa, dalam kaitan dengan kehidupan, kata sejawat semasa dikiaskan sebagai teman yang seumuran dan teman yang hidup dalam satu masa. Jadi kata sejawat merupakan kiasan atau perumpamaan dari kata semasa. Meski dengan catatan kedua kata tersebut tidak di pisah dengan konjungsi pembanding, atau penyetara.
Bila hati tlah terluka
Selama itu pula
Kita berduka
Takkan ada lagi
Rasa tersisa meski
Mulut sampai berbusa
Dalam makna kiasnya yang merupakan sebuah perumpamaan dan perbandingan kalimat “bila hati teluka” di samakan artinya dengan kalimat “selama itu pula kita berduka” makan akan jelas sekali makna perumpamaannya, yakni bila hati terluka diumpamakan sebagai selama itu pula kita berduka. Artinya, selama hati kita telah terluka selama itu pula hati kita berduka. Jadi kalimat bila hati tlah terluka diumpakan atau merupakan kiasan dari selama itu pula kita terluka.
Frase kedua terdapat makna kias namun memiliki konjungsi persyaratan yaitu meski. Dalam frase takkan ada lagi rasa tersisa memiliki perwakilan makna tak ada lagi maaf lagi untukmu dan di bandingkan dengan frase sampai mulut berbusa dan di konjungsikan dengan kata meski maka keduanya frase tersebut adalah sebuah kata perumpamaan persyaratan. Karena kedua frase tersebut memiliki arti yang menunjukan sebuah persyaratan, yaitu meski kamu meminta maaf kepadaku sampai mulutmu berbusa aku tetap tidak akan memaafkanmu.
Kata meski sampai mulut berbusa merupakan sebuah kata kiasan karena sudah mengkiaskan makna lain yakni meskipun kamu meminta maaf sampai mulutmu mengeluarkan busa atau sangat banyak mengucapkan maaf.
Kata “mulut berbusa” dalam catatan ini merupakan perumpamaan mengatakan kata maaf sebanyak-banyaknya terhadapku. Jadi pada bait pertama dalam catatan sejawat semasa karya dimesees ini adalah bahasa kias.
Aku masih tak bisa menyangka
Sejawat semasa bisa
Jadi tersangka
Tak hanya ular yg punya bisa
Namun hanya bertahan dengan satu masa
Bait kedua merupakan kiasan dari bait ketiga, dalam bait kedua terdapat kata sejawat semasa yang di samakan dengan tersangka dan ular pada bait ketiga yang hanya bertahan dengan satu masa.
Dan ketika kita melihat dan membaca bait selanjutnya hingga pada bait terakhir maka akan sangat jelas penggunaan bahasa kiasan yang sangat tinggi, karena memiliki makna perumpamaan yang sangat mendalam dan menyimpan bnyak makna serta semakin banyak pembaca memiliki pengetahuan akan arti makna-makna perumpamaan maka akan semakin kaya juga mkna p[erumpamaan yang terkandung di dalam catatan yang berbentuk puisi ini.
Ku terluka
Dalam luka
Yang terluka
Lukaku terbuka
Lagi dalam luka
Yang terluka
Karena luka
Yang terluka
Akibat luka-luka
Sejawat semasa
Menurut peneliti puisi tersebut memilki makna kiasan yang luar biasa tinggi. Hal tersebut tergambar pada bait ke empat dan bait kelima yang memiliki makna perumpamaan layaknya hati yang sudah memiliki luka namun di dalam luka tersebut terdapat luka lama yang terluka lagi gara-gara ulah teman sejawat semasanya. Dan dalam kaitannya dengan bahasa kiasan pada bait ke tiga dan ke empat sangat mendalam dan sangat tinggi.
Sejawat semasa
Yang tak tahu
Arti lukakah
Kaki kau
Jika kakiku terluka
Sebenarnya kata-kata kiasan yang yang bisa melambangkan keseluruhan isi puisi tersebut terwakili oleh bait terakhir. Karena pada bait terakhir ini merupakan penjelasan singkat dari bait-bait sebelumnya. Seperti lukakah kaki kau jika kakiku luka, dalam kalimat ini membandingkan dan mengumpamakan apakah hatimu juga luka jika hatiku luka.
Selain catatan yang di analisis di atas masih banyak catatan-catatan lainnya, seperti puisi “aku kini” karya Novia Ayu Irma (26-11-2010) juga mengandung banyak bahasa kias seperti kata “hatiku beku”. Kata beku didalam puisi tersebut pengumpamakan keadaaan hati si penulis yang sedang sedih, terdiam, tak dapat dibenahi, dan lain-lain. Dan kata-kata seterusnya pun memiliki makna kiasan yang luar biasa.
Dari analisis data di atas bisa di simpulkan bahwa intensitas kemunculan bahasa kias di catatan facebook sangat mendominasi, bahkan bisa dibilang 80% kata yang terdapat di setiap catatan merupakan kata kiasan atau perumpamaan. Dengan atau tanpa sadar, disini terbukti bahwa fasilitas catatan di jejaring sosial facebook dapat dijadikan sebuah sarana yang bermanfaat bagi perkembangan dan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia, khususnya kemampuan menulis, baik dari segi pemakaian bahasa baku, bahasa kiasan, penggunaan tanda baca, penyusunan alur cerita, penokhan setting, dan lain sebagainya.
Rujukan:
Keraf, Gorys, 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama;
0 komentar:
Posting Komentar