hukum epik oleh Axel Olrix dalam cerita raja negeri raksasa pringgadani
Selasa, 19 Juni 2012
1
komentar
Raja Negeri Raksasa Pringgadani
Oleh: joko yulianto
Sinopsis Cerita
Gatutkaca
adalah putra dari salah satu tokoh Pandawa yang mempunyai kuku pancanaka yaitu
Bima alias werkudara dengan seorang putri dari Negeri raksasa Kerajaan
Pringgadani sekaligus penguasa hutan yaitu Dewi Arimbi. Gat yang berarti
bulat, dan Utkaca yang berarti kepala, nama Gatutkaca diberikan karena
kepalanya saat baru dilahirkan bulat seperti kendi (tempat air minum dari tanah
liat), kelahiran Gatutkaca diiringi Kejadian-kejadian
aneh yang selalu mengiringi
kelahiran Si calon manusia setengah raksasa yang bisa terbang tanpa sayap, dan
nantinya mendapat julukan “otot kawat tulang besi”.(1)
Setelah gatotkaca Antaranya,
sudah setahun dari masa kelahiran bayi Gatotkaca yang kala itu bernama Jabang
Tutuka, tali pusarnya tak bisa dipotong, sudah berbagai macam alat pemotong
digunakan namun tak ada satupun yang berhasil. Raden Arjuna sebagai
paman ikut prihatin dengan keadaan keponakanya memutuskan untuk bersemedi
mencari petunjuk Sang Dewata: Arjuna: “Kakang Bima… aku mohon izin
untuk pergi bersemedi memohon petunjuk Sang Batara, agar tali pusat Jabang
Tutuka bisa dipotong” arjuna memohon izin ke Bima.(2)
Arjuna
pun berangkat bersemedi, Batara Guru yang mengetahui kejadian itu mengutus
Batara Narada untuk turun ke bumi menemui Arjuna dan memberikan Pusaka
Kontawijaya untuk memotong tali pusar si jabang tutuka. Malang, pada saat
yang sama Adipatih karna pada saat yang sama juga sedang bertapa mencari
pusaka, dengan bantuan ayahnya Batara Surya mendadak langit menjadi gulita,
karena sosoknya yang mirip dengan Arjuna Batara Narada pun memberikan Pusaka
Kontawijaya pada Karna.
Setelah
beberapa waktu batara narada merasa gelisah seakan aka
ada sesuatu yang salah pada dirinya, dan ternyata setelah diusut dan
direnungkan Batara Narada segera menyadari
kesalahanya dan setelah bertemu Arjuna dia mengatakan kalau ia salah memberikan
pusakanya pada Adipati Karna.
Arjuna
kemudian mencegat Adipati Karna terjadilah duel sengit dua kesatria
memperebutkan pusaka. Nasib
mujur, Karna berhasil meloloskan diri membawa Pusaka yang nantinya akan menjadi
senjata pembunuh bagi Gatotkaca, sedangkan Arjuna hanya berhasil membawa warangka-nya
(Sarung-nya). Namun
sarung pusaka kontawijaya yang terbuat dari kayu mastaba pun bisa dipergunakan
untuk memotong tali pusar Gatotkaca, hanya saja keajaiban terjadi wadah pusaka
itu masuk kedalam perut Si Jabang Gatotkaca, menurut Kresna itu akan menambah
kekuatanya. (pertempuran pertama)
Kocap
kacarita Si Jabang Putut Tetuka (Gatotkaca Bayi) dipinjam Batara Narada, untuk
menghadapi Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket yang kala itu sedang
mengobrak-abrik kayangan, karena Niatnya untuk melamar Bidadari Dewi Supraba
ditolak oleh Hyang Pramesti Batara Guru, atas perintah rajanya Prabu kalapracona.
Aneh.
Semakin patih sekipu menghajarnya bayi Arimbiyatmaja (Nama lain Gatokaca) malah
semakin kuat, dengan alasan tidak tega patih sekipu menyerahkan kembali
Gatotokaca bayi pada Batara Narada dengan alasan akan kembali melawan Gatotkaca
setelah ia dewasa, alas an untuk menutupi rasa malunya karena tidak dapat
mengalahkan anak bayi.
Gatotkaca
kemudian dijeburkan ke kawah Candradimuka di Gunung Jamurdipa, Para Dewa
menaburi Jabang Tetuka dengan berbagai senjata pusaka, alih-alih mati dalam
panasnya kawah candradimuka, Jabang tetuka keluar menjadi kesatria dewasa dan
semua pusaka yang dilemparkan para dewa sudah melebur dan bersatu dalam
raganya, itulah kenapa Gatotkaca dijuluki “otot kawat tulang besi” karena
tubuhnya tak bisa terlukai oleh senjata apapun.
Lalu
sesuai janjinya “janji akan
bertarung dengan gatotkaca setelah gatotkaca dewasa” berlangsunglah
lagi perang tanding dengan sekipu, tidakberlangsung lama dengan sekali gigit
patih sekipu tewas. Para pandawa dan sri kresna yang juga datang ke kahyangan
memberi nasihat kepada gatotkaca untuk tidak meneruskan perangai raksasanya,
bertarunglah secara kesatria, dalam upacara tolak bala singkat gigi taring
gatotkaca dipotong. (pertarungan
ke3)
Kahyangan
bersuka cita, semua Dewa dan Dewi bergembira, Batara narada kemudian meruwat
jabang tetuka dan mengganti namanya menjadi Gatotkaca, dan sebagai cinderamata
rasa terima kasih Batara Guru atau Sang hyang giri natha, memberikan tiga
pusaka :
Pertama Caping
Basunanda, yang membuat pemakainya tak bisa kena hujan dan terkena panas, kalau
jaman sekarang seperti payung yang multifungsi.
Kedua, Kotang
Antrakusuma, bentuknya seperti rompi yang membuat pemiliknya bisa terbang tanpa
sayap dan kala malam berkobar-kobar sinarnya saat terbang.
Ketiga,
Terompah Padakacarma, ini adalah sepatu yang bisa menetralisir energi negtif,
jadi tempat yang angker akan terasa biasa-biasa saja, karena jin dan setan akan
lari terbirit-birit melihat sepatu Padakacarma
Setelah
semuanya selesai gatotkaca bersama ayahnya aden Werkudara alias bima dan
keempat pamanya serta Sri Kresna turun ke Bumi. Di bumi gatotkaca menjalani
hidup sebagai kesatria, dia sangat mencintai saudara sepupunya Abimanyu anak
dari Prabu Arjuna, kemana abimanyu pergi Gatotkaca selalu mengikuti,
pengintai terbang diatasnya.
Pada
saat pamanya Prabu arjuna mengadakan sayembara yang memperebutkan anaknya Dewi
Pregiwa, gatotkaca mengikuti dan berhasil mengalahkan berpuluh kesatria pilih
tanding, setelah berhasil mengalahkan Laksmana Mandrakumara yang terhitung
masih saudaranya sendiri karena ia anak dari Prabu Duryudana saudara dari pihak
kurawa. Setelah memenagkan sayembara itu ahirnya gatot kaca
menikah dengan saudara sepupunya sendiri dewi pregiwa, gatotkaca mempunyai anak
Sasikirana. Gatotkaca
benar-benar menjadi kesatria pilih tanding, dikatakan kekuatanya akan meningkat
berlipat-lipat kala malam menjelang karena ajian gelap sakyuto yang
dimilikinya.
Setelah
ibudanya Arimbi merasa anaknya sudah cukup dewasa akhirnya gatutkaca diangkat
sebagai Raja di Negeri Raksasa Pringgadani, Terkecuali Brajadenta, kesemua
pamanya Brajamusti, Brajalamadan, Brajawikalpa, dan Kalabendana semua sangat
menyayangi Gatotkaca,
dan Kalabendanalah yang paling Gatutkaca sayangi, meskipun Paklik Raksasanya
ini berbentuk bulet , kerdil, tapi hatinya mulia, dan polos.
Brajadenta
yang sudah terkena hasutan patih sengkuni bahwa seharusnya tahta Pringgadani
jatuh ke dirinya bukan ke tangan keponakanya yang masih seumur jagung dalam
ilmu pemerintahan. Akhirnya memberontak Brajamusti diperintahkan untuk mencegah
dan menyadarkan saudaranya, terjadilahperang tanding dimana keduanya sama-sama
meninggal, arwah brajadenta merasuk ke tangan kiri, dan arwah brajamusti masuk
ke tangan kanan, maka makin bertambah pula kekuatan Gatotkaca.
Prabu
Gatotkaca memerintah Negeri Raksasa Pringgadani dengan arif dan bijaksana,
sampai tercapailah kemakmuran di Negerinya. Negeri yang letaknya berada
ditengah-tengah hutan itu menjadi Negeri yang makmur dan mahsyur, disegani oleh
Negeri lainya karena mempunyai pemimpin yang berwibawa dan sakti mandraguna.
Alur Cerita
- Misteri kelahiran gatotkaca
- Perjuangan memotong tali pusar gatotkaca
- Pertarungan arjuna merebutkan Pusaka Kontawijaya
- Pertarungan pertama gatotkaca dengan patih skipu
- Pertarungan kedua gatotkaca melawan patih skipu
- Pertarungan gatotkaca melawan para kesatria dalam
sayembara
- Pengangkatan gatotkaca menjadi raja peringgadani
Dari alur cerita diatas maka dapat digambarkan menjadi gambar berikut
ini.
Awal tengah akhir
Gambar pola alur gatotkaca sampai menjadi raja pringgadani.
Berdasarkan gambar di atas alur cerita gatotkaca raja
pringgodani ini merupakan alur maju. Pentahapan kejadian yang dimulai dari
peristiwa awal (menceritakan proses kelahiran gatotkaca), tengah
(pertarungan-pertarungan gatotkaca) dan akhir (menjadi orang yang disukai dan
diangkat menjadi raja). Karena alur cerita diatas berurutan mulai dari proses
kelahiran gatotkaca dan sampai gatotkaca diangkat menjadi raja pringgadani
diceritakan secara berurutan oleh Nurgiantoro (2010: 151) disebut sebagai plot
kronologis.
Dalam cerita di atas yang merupakan
peristiwa-peristiwa awal adalah peristiwa-peristiwa yang dibritanda pada alur nomor
1 sampai dengan 2, peristiwa tengah ditandai pada alur nomor 3 sampai dengan
alur nomor 6 , sedangkan peristiwa akhir ditandai dengan alur nomor 7,
demikianlah gambaran alur cerita raja peringgadani.
Hukum Epik
Axel Olrix dalam Danandjaja ( 1984) sebagaimana
dikutip Sudikan (2001:72-73) menyatakan bahwa struktur atau susunan cerita
prosa rakyat terikat oleh hukum-hukum yang sama yang olehnya disebut sebagai
hukum epos ( epic laws). Telah dijelaskan di bagian atas bahwa terdapat 13
hukum epik yang dikemukakan oleh Axel Olrix.
Dalam mkalah ini akan dikemukakan beberapa data yang
menunjukkan hukum-hukum epik ala Axel Olrix tersebut.
- Hukum Pembuka Penutup
Sudikan (2001:72) menjelaskan hukum pembuka penutup
sebagai suatu cerita rakyat tidak akan
dimulai dengan suatu yang tiba-tiba, tidak juga berakhir dengan mendadak.
Artinya cerita berlasung melalui tahapan-tahapan tertentu. Tahap tersebut merupakan rangkain kejadian
yang saling berhubungan satu sama yang lain. Tahap cerita bisa saja terdiri
atas tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir. Tahap awal merupakan
pendahuluan cerita. Dalam tahap ini pencerita memperkenalkan tokoh cerita.
Tahap tengah merupakan kejian yang sering disebut sebagai puncak cerita. Di
dalam tahap inilah terjadi peristiwa yang disebut sebagai konflik. Dan tahap
akhir merupakan penyelesaian cerita.
Dalam cerita gatotkaca raja pringgadani ini hukum
pembuka dapat dilihat dari cerita proses kelahiran gatotkaca, hokum pembuka
terdapat pada data sebagai berikut:
“Gatutkaca adalah putra dari salah satu tokoh Pandawa
yang mempunyai kuku pancanaka yaitu Bima alias werkudara dengan seorang putri
dari Negeri raksasa Kerajaan Pringgadani sekaligus penguasa hutan yaitu Dewi
Arimbi. Gat yang berarti bulat, dan Utkaca yang berarti kepala, nama Gatutkaca
diberikan karena kepalanya saat baru dilahirkan bulat seperti kendi (tempat air
minum dari tanah liat), kelahiran Gatutkaca diiringi Kejadian-kejadian aneh
yang selalu mengiringi kelahiran Si calon manusia setengah raksasa yang bisa
terbang tanpa sayap, dan nantinya mendapat julukan (otot kawat tulang besi)”
Petikan di atas merupakan paragraf pembuka gatotkaca
raja pringgadani. Paragraf ini berisi perkenalan. Pencerita menjelaskan siapa
tokoh-tokoh yang akan menjalankan cerita. Di mana tokoh itu berada dan apa yang
dilakukannya. Dalam penggalan tersebut terlihat adanya tokoh gatotkaca, ayah
gatotkaca dan keluarga gatotkaca Dalam penggalan ini juga ditemukan kedudukan cerita atau sering
disebut sebagai setting. Penggalan di atas dilanjutkan dengan
memperkenalkan bagaimana tokoh-tokoh itu
bertindak dalam sebuah cerita.
Sedangkan hukum penutup dapat dicermati penggalan
berikut ini.
“Prabu Gatotkaca memerintah Negeri Raksasa Pringgadani
dengan arif dan bijaksana, sampai tercapailah kemakmuran di Negerinya. Negeri
yang letaknya berada ditengah-tengah hutan itu menjadi Negeri yang makmur dan
mahsyur, disegani oleh Negeri lainya karena mempunyai pemimpin yang berwibawa
dan sakti mandraguna.”
Berdasarkan
informasi diatas kita bisa melihat penutupan cerita gatotkaca raja pringgadani
ini diahiri dengan kebahagiaan.
- Hukum Pentingnya Tokoh yang Keluar Pertama dan
yang Keluar Terakhir.
Menurut Sudikan (2001:73) yang dimaksud hukum
pentingnya tokoh yang keluar pertama dan yang keluar terakhir adalah jika ada
sederet orang atau kejadian yang muncul atau terjadi, maka yang terpenting akan
ditampilkan terdahulu, walaupun yang ditampilkan terakhir atau kejadian yang
terjadi kemudian adalah yang akan mendapat simpati atau perhatian cerita itu.
Maknanya adalah tokoh yang muncul pertama adalah tokoh yang lebih penting dalam
cerita. Tokoh dalam hal ini dapat berupa orang atau bentuk lain yang dapat
memainkan cerita. Indikator penting
dalam hal ini adalah tokoh tersebut yang akan ditonjolkan oleh cerita.
Penonjolan dapat berupa sering dibahas, menjadi perhatian tokoh lain atau yang
menjadi pusat masalah dalam seluruh cerita.
Dalam cerita gatotkaca raja pringgadani ini hukum
tokoh yang keluar pertama dapat dilihat dari cerita gatotkaca yang masih kecil
dihadapkan dengan, hokum tokoh yang keluar pertama terdapat pada data sebagai
berikut:
“Kocap kacarita Si Jabang Putut Tetuka (Gatotkaca
Bayi) dipinjam Batara Narada, untuk menghadapi Patih Sekipu dari Kerajaan
Trabelasuket yang kala itu sedang mengobrak-abrik kayangan, karena Niatnya
untuk melamar Bidadari Dewi Supraba ditolak oleh Hyang Pramesti Batara Guru,
atas perintah rajanya Prabu kalapracona.”
Hokum tokoh utama yang keluar terahir
dapat diperoleh dari data sebagai berikut:
“Pada saat pamanya Prabu arjuna mengadakan sayembara
yang memperebutkan anaknya Dewi Pregiwa, gatotkaca mengikuti dan berhasil
mengalahkan berpuluh kesatria pilih tanding, setelah berhasil mengalahkan
Laksmana Mandrakumara yang terhitung masih saudaranya sendiri karena ia anak
dari Prabu Duryudana saudara dari pihak kurawa. Setelah memenagkan sayembara
itu ahirnya gatot kaca menikah dengan saudara sepupunya sendiri dewi pregiwa,
gatotkaca mempunyai anak Sasikirana. Gatotkaca benar-benar menjadi kesatria
pilih tanding, dikatakan kekuatanya akan meningkat berlipat-lipat kala malam
menjelang karena ajian gelap sakyuto yang dimilikinya.”
- Hukum Anak Kembar
Sudikan (2001:73) memberi penjelasan tentang hukum
anak kembar dalam arti yang luas. Anak kembar dapat diartikan sebagai anak
kembar yang sesungguhnya, yaitu dua orang yang seayah seibu yang dilahirkan
pada hari, tanggal yang sama dan biasanya memiliki wajah yang sama. Anak kembar
juga dapat diartikan saudara kandung,
yaitu dua orang yang dilahirkan dari ibu dan ayah yang sama tetapi dilahirkan
pada hari, tanggal, bulan, dan tahun yang berbeda. Dalam hal ini anak kembar
juga dapat berupa dua tokoh yang menampilkan diri dalam peran yang
sama,misalnya saja sepasang penjahat, sepasang petugas keamanan dan lain
sebagainya.
Jika kita merujuk dari pendapat sudikan ini cerita
gatotkaca raja pringgadani tidak memiliki hukum anak kembar, dalam cerita raja
pringgadani ini hanya menjelaskan patner gatotkaca tetapi tokoh yang bersama
gatotkaca tersebut tidak memiliki peran yang sejajar.
- Hukum Dua Tokoh Dalam satu Adegan
Sudikan (2001:72) yakni didalam suatu adegan cerita
rakyat, tokoh yang diperkenankan untuk menampilkan diri dalam waktu yang
bersamaan, paling banyak hanya boleh menceritakan dua orang saja. Berdasarkan
pendapat sudikan didalam cerita raja pringgodani ini tidak terdapat hokum dua
tokoh dalam satu adegan, karena setiap adegan yang terjadi tokoh-tokohnya
datang dan silih berganti dan tidak ada penumpukan tokohnya.
- Hukum Pengulangan
Sudikan (2001:72) menjelaskan bahwa demi memberi
tekanan kepada cerita rakyat, suatu adegan diulang beberapa kali. Pengulangan
adegan itu dilakukan dalam berbagai berbagai bentuk, misalnya saja pengulangan
tindakan tokoh, pengulangan bentuk-bentuk ucapan tokoh atau pengulangan
setting-setting tokoh.
- Hukum Tiga Kali
Sudikan (2001:72)
menjelaskan hukum tiga kali bahwa tokoh cerita rakyat baru akan
berhasil dalam menunaikan tugasnya
setelah mencobanya tiga kali. Menunaikan tugas dapat diartikan sebagai
melakukan aktivitas yang diperintahkan raja atau keluarga kerajaan. Sedangkan
keberhasilan menunaikan tugas dapat diukur dari seberapa jauh tugas tersebut
tercapai atau dilaksanakan.
Hokum tiga kali ini dalam cerita raja pringgodani
dapat dilihat dari alur nomor 3,4 & 5 dalam alur nomer tiga ini
menceritakan arjuna melawan patih skipu yang merebutkan Pusaka Kontawijaya yang
akan digunakan untuk memotong tali pusar gatotkaca, dari alur nomor empat
pertarungan gatotkaca dengan patih skipu masih seri dan dari pertarungan
selanjutnya gatotkaca berhasil mengalahkan patih skipu. Itu tergambar dari teks
berikut:
“Lalu sesuai janjinya “janji akan bertarung dengan
gatotkaca setelah gatotkaca dewasa” berlangsunglah lagi perang tanding dengan
sekipu, tidakberlangsung lama dengan sekali gigit patih sekipu tewas. Para
pandawa dan sri kresna yang juga datang ke kahyangan memberi nasihat kepada
gatotkaca untuk tidak meneruskan perangai raksasanya, bertarunglah secara
kesatria, dalam upacara tolak bala singkat gigi taring gatotkaca dipotong.”
(pertarungan ke3)
- Hukum Berpola Cerita Rakyat
Sudikan (2001:73) menjelaskan hukum berpola cerita
rakyat dengan memberi contoh sebagai
berikit. Misalnya seorang pemuda harus pergi ke suatu tempat tiga hari
berturut-turut dan setiap hari ia akan bertemu dengan raksasa dan berhasil
membunuhnya dengan cara yang sama.
- Hukum Logika Legenda
Sudikan (2001:73) menjelaskan cerita rakyat mempunyai
logika sendiri, logika yang tidak sama dengan logika ilmu pengetahuan, dan
biasanya lebih bersifat animisme, berlandaskan pada kepercayaan terhadap
kemukzizatan dan ilmu gaib.
Hokum logika legenda ini tercermin dalam cerita raja
pringgodani, logika legenda yang tampak adalah jika seseorang bersemedi untuk
mendapatkan petunjuk pasti akan mendapatkan petunjuk. Hal itu dapat digambarkan
melalui teks berikut:
“Raden Arjuna sebagai paman ikut prihatin dengan
keadaan keponakanya memutuskan untuk bersemedi mencari petunjuk Sang Dewata:
Arjuna: “Kakang Bima… aku mohon izin untuk pergi bersemedi memohon petunjuk
Sang Batara, agar tali pusat Jabang Tutuka bisa dipotong” arjuna memohon izin
ke Bima.”
- Hukum keadaan berlawanan
Sudikan (2001: 73) menjelaskan hokum keadaan
berlawanan menceritakan diantara tokoh-tokoh cerita mempunyai sifat yang
berlawanan, misalnya thor yang kuat memerlukan odin yang bijaksana atau loki
yang licik untuk mendampinginya. Berdasarkan teori sudikan tersebut cerita raja
pringgodani ini tidak memiliki hokum berlawanan karena cerita ini tidak
menampakkan sifat patner gatotkaca maupun sifat patner musuh-musuhnya.
10. Hukum Adanya Satu Cerita dalam Suatu Cerita
Sudikan (2001:73) menjelaskan dalam satu cerita, jalan
ceritanya tidak akan kembali lagi hanya untuk mengisi kekurangan yang tertinggal
dan jika sampai ada kajadian yang tertinggal maka hanya akan diisi dalam rupa
dialog saja missal terdapat pada kutipan “(Lalu sesuai janjinya “janji akan
bertarung dengan gatotkaca setelah gatotkaca dewasa”)”
11. Hokum pengunaan adegan tablo
Penerapan hukum pengunaan adegan tablo ini merupakan
adegan adegan puncak yang dapat merubah tokoh utama, hal ini sesuai dengan
pendapat sudikan (2001:73) yang enjelaskan hokum penggunaan hokum tablo yakni
adegan-adegan puncak seperti adegan Samson diikat di tiang pilar setelah
matanya di butakan. Hokum tablo ini dapat dilihat dari kutipan teks berikut:
“Gatotkaca kemudian dijeburkan ke kawah Candradimuka
di Gunung Jamurdipa, Para Dewa menaburi Jabang Tetuka dengan berbagai senjata
pusaka, alih-alih mati dalam panasnya kawah candradimuka, Jabang tetuka keluar
menjadi kesatria dewasa dan semua pusaka yang dilemparkan para dewa sudah
melebur dan bersatu dalam raganya, itulah kenapa Gatotkaca dijuluki “otot kawat
tulang besi” karena tubuhnya tak bisa terlukai oleh senjata apapun.”
Dari
kutipan tersebut tergambar bahwa puncak tiik balik dan alasan mengapa gatotkaca
semakin sakti terungkap.
12. Hukum Pemusatan pada Tokoh Utama
Hokum pemusatan pada tokoh utama ini sangat terlihat
dari setiap alur cerita, karena setiap alur cerita tersebut selalu berkaitan
dengan tokoh utama. Missal cerita pada alur nomor tiga, tentang Pertarungan
arjuna merebutkan Pusaka Kontawijaya, walaupun gatotkaca tidak ikut bertarung,
tetapi pertarungan tersebut terjadi karena merebutkan pusaka kontawijaya yang
akan digunakan untuk memotong tali pusar gatotkaca, secara tidak langsung
pertarungan tersebut terjadi karena gatotkaca.
13.
Hokum
kesatupaduan rencana cerita
Hokum kesatupaduan rencana cerita pada cerita raja
pringgodani ini tergambarkan dalam alur cerita nomer 4 & 5, dari cerita
alur nomer empat gatot kaca yang masih kecil bertarung dengan patih skipu,
tetapi didalam pertarungannya dengan gatotkaca patih skipu tak bisa menundukkan
gatotkaca dan pertarungannya berlangsung seri (tidakada yang menang dan
tidakada yang kalah), setelah pertarungan itu patih skipu berjanji untuk
bertarung lagi dengan gatotkaca setelah gatotkaca dewasa. Setelah gatotkaca
dewasa Pertarungan kedua gatotkaca melawan patih skipu dilanjutkan dan dengan
mudah gatotkaca dapat mengalahkan patih skipu. Dari cerita diatas tergambar
dengan jelas kesatupaduan antar alur cerita.
1 komentar:
Artikel yang Menarik Gan
Mohon Izin Comment ya ^^
Klik LIGA BINTANG
Join Liga Bintang ! klik link di bawah ini
BONUS DEPOSIT HARIAN 10% + CASHBACK SPORT S/D 15% + REFFERAL SPORT 2.5% dan Promo harian menarik lainnya ya^^
DEPOSIT VIA PULSA
- TELKOMSEL : 0,85% atau 15%
- Xl a
COSTUMER SERVICE :
- LIVE CHAT 24 JAM ONLINE
- WA : +62 812 8805 4524
Klik Prediksi Bola
Klik Situs Resmi Bolajalan
Klik Tempat Daftar
Ayo bosku segera daftarkan diri anda dan raih hoki bersama kami ya^^
kami tunggu kehadirannya hanya di situs resmi Betting online hanya di Liga bintang^^
Posting Komentar